Rabu, 07 Maret 2012

Memaknai Persahabatan

 gambar dari inspirationalreminders.com

Dulu ibu pernah bertanya kepadaku, 

"Kakak, apakah kakak punya seorang sahabat?"

"Iya, Bu. Tentu aku mempunyainya."

"Tapi ngomong - ngomong, sahabat itu apa ya?"

"Sahabat itu orang yang selalu bermain dengan kita, Bu."

Begitulah, kudefiniskan arti dari seorang sahabat. Dia yang selalu mencariku untuk diajak bermain, dia yang selalu kucari untuk kuajak main, dia yang selalu bersamaku untuk bermain, itu lah dia. Itulah sahabatku. Namun, lama kemudian, dia tak hanya bermain bersamaku saja. Dia juga bermain dengan temanku yang lain. Lalu apakah dalam sebuah persahabatan itu mengenal istilah mendua, meniga, mengempat atau melima?

Maka kutemukan istilah lain dari persahabatan, setelah lama aku mengkajinya, sahabat dalam kepalaku punya pengertian yang baru, yaitu dia yang bermain bersamamu, duduk sebangku bersamamu dan juga pulang dan berangkat ke sekolah bersama.

Ya, dia ada. Dia lah yang kuanggap sebagai sahabatku di zaman aku masih duduk dibangku SD.

Tapi kemudian, setelah kusadari lagi, rumah kami berjauhan dan aku tak selalu berangkat dan pulang bersamanya. Apakah dia bukan sahabatku?

Hingga kami tak lagi duduk dalam satu meja, aku masih menganggapnya sebagai sahabatku, ya, bagaimana pun dia memang sahabatku.

Kemudian kami tak lagi satu sekolah, baik itu semasa SMP, SMA atau pun kuliah. Dan semua yang saya maknai sebagai sahabat itu lenyaplah sudah. Saya benar- benar didera kebingungan dalam memaknai sebuah persahabatan. 

Apakah sahabat itu orang yang satu sekolah denganmu saja, apakah dia orang yang selalu kamu pikirkan, atau yang kamu butuhkan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar